Anggit Supriyanto

Memahami Content Pruning untuk Meningkatkan Kualitas Konten Website

oleh | 10 Agu 2024 | SEO

Content pruning adalah proses mengidentifikasi dan menghapus atau memperbaiki konten yang tidak lagi relevan, berkinerja buruk, atau berpotensi merusak reputasi website. Konten semacam ini bisa berupa artikel yang sudah kadaluarsa, duplikat, atau tidak relevan bagi audiens. Dengan memangkas konten yang tidak produktif, kita bisa memastikan bahwa website hanya berisi konten berkualitas tinggi yang memberikan manfaat nyata.

Mengapa Content Pruning Sangat Penting?

Content pruning bukan sekadar pembersihan biasa. Ini adalah langkah strategis yang membantu fokus pada konten yang benar-benar memberikan nilai tambah bagi pengguna dan relevan dengan target audiens.

Dalam ekosistem digital yang terus berkembang, konten berkualitas adalah raja. Namun, tidak semua konten di website mungkin memenuhi standar kualitas yang diperlukan. Konten yang kadaluarsa, duplikat, atau tidak lagi relevan dapat merusak kredibilitas website di mata pengguna dan algoritma mesin pencari.

#1 Meningkatkan Kualitas Website Secara Keseluruhan

Salah satu alasan utama melakukan content pruning adalah untuk meningkatkan kualitas website secara keseluruhan. Mesin pencari seperti Google lebih menyukai website yang memiliki konten relevan dan berkualitas tinggi. Dengan menghapus konten yang tidak relevan atau berkinerja buruk, kualitas pengalaman pengguna akan meningkat dan website jadi lebih menarik bagi pengunjung.

#2 Meningkatkan Click Rate (CTR)

Konten yang tidak relevan atau berkualitas rendah dapat menurunkan CTR website. Dengan menghilangkan konten semacam itu, click rate dari impression akan meningkat, dan website jadi lebih menarik bagi pengguna serta mesin pencari.

#3 Mengurangi Bounce Rate

Konten yang tidak relevan atau tidak menarik bisa meningkatkan bounce rate website. Pengunjung mungkin meninggalkan website setelah melihat konten yang tidak bermanfaat. Dengan melakukan content pruning, bounce rate bisa dikurangi, dan pengunjung akan lebih lama berada di website.

#4 Meningkatkan Peringkat di Mesin Pencari

Mesin pencari, terutama Google, memprioritaskan website dengan konten berkualitas tinggi. Dengan menghapus konten yang tidak bermanfaat, peringkat website di halaman hasil pencarian dapat meningkat.

5 Langkah Melakukan Content Pruning

Untuk melakukan content pruning yang efektif, ikuti beberapa langkah strategis berikut:

#1 Content Audit

Langkah pertama adalah melakukan analisis mendalam terhadap seluruh konten di website. Gunakan tool analisis seperti Semrush, Google Analytics, atau Google Search Console untuk mengevaluasi kinerja setiap halaman. Metrik yang digunakan untuk mengidentifikasi low-performing content tergantung pada tujuan bisnis. Biasanya meliputi:

  • Keyword ranking
  • Organic traffic
  • Session duration
  • Engagement rate
  • Conversion rate
  • Backlink

Konten dengan performa rendah harus menjadi fokus utama dalam proses pruning.

#2 Evaluasi Kualitas Konten

Setelah mengidentifikasi konten dengan performa buruk, evaluasi kualitasnya. Ajukan pertanyaan berikut:

  • Apakah konten ini memenuhi user search intent?
  • Apakah konten ini memberikan informasi yang paling akurat dan up-to-date?
  • Apakah konten ini memberikan gambaran komprehensif tentang topik tersebut?
  • Apakah konten ini dibuat untuk dibaca oleh manusia?
  • Apakah konten ini memberikan nilai substansial dibandingkan konten di website lain yang memiliki peringkat tertinggi?
  • Apakah konten ini menggunakan ejaan dan tata bahasa yang benar?
  • Apakah konten ini unik dibandingkan dengan konten lain di website?

Jika jawabannya “tidak” untuk salah satu pertanyaan tersebut, tandai sebagai issue di spreadsheet.

#3 Labeli Konten

Setelah data terkumpul, saatnya mengorganisir konten. Gunakan label yang menjelaskan kenapa konten tersebut berkinerja buruk.

Tambahkan kolom baru di spreadsheet dengan label “Problem.”

Gunakan label logis untuk merangkum masalah pada setiap URL yang berkinerja buruk (bisa kosong untuk halaman yang berkinerja baik). Contohnya:

  • Technical issue: Halaman dengan masalah teknis yang terdeteksi dalam audit situs
  • Outdated: Halaman dengan informasi yang tidak akurat atau sudah kadaluarsa
  • Thin content: Halaman berkualitas rendah yang tidak membahas topik secara mendalam
  • Intent mismatch: Halaman yang tidak sesuai dengan apa yang dicari oleh pengguna
  • Duplicate content: Halaman yang sama persis atau mirip dengan halaman lain (kamu akan menemukan konten duplikat saat mencari masalah teknis, tapi ini layak untuk ditandai di spreadsheet)
  • Need backlink: Halaman yang tidak memiliki backlink atau memiliki kekuatan link rendah

Beberapa halaman mungkin memerlukan beberapa tag tergantung pada masalah yang ditemukan.

Melabeli halaman dengan jelas akan membantu menentukan langkah selanjutnya untuk setiap halaman. Jadi, keputusan strategis tentang apakah halaman tersebut perlu dihapus atau diperbaiki bisa diambil.

#4 Menentukan Langkah Selanjutnya

Content pruning bisa dilakukan dengan cara refreshing, consolidating, atau removing content. Kamu harus menentukan salah satu dari tindakan pruning ini untuk setiap halaman yang berkinerja buruk.

Buat satu kolom terakhir di spreadsheet untuk mencatat langkah selanjutnya.

Sekarang, mari kita bahas apa yang dimaksud dengan masing-masing tindakan ini:

Refreshing

Refreshing content dilakukan dengan memperbarui konten untuk meningkatkan kualitas, akurasi, dan/atau relevansinya.

Halaman yang dilabeli Intent mismatch, Outdated, Thin content, atau Technical issue bisa jadi kandidat bagus untuk di-refresh.

Untuk me-refresh halaman-halaman ini, lakukan salah satu atau beberapa tindakan berikut:

  • Perluas thin content untuk membuat halaman lebih bermanfaat dan komprehensif
  • Ganti informasi yang outdated dengan informasi yang paling up-to-date
  • Tulis ulang konten agar lebih sesuai dengan search intent
  • Tautkan ke penelitian baru, case studies, atau statistik
  • Atasi masalah on-page atau teknis yang teridentifikasi dalam audit konten
  • Targetkan keyword yang lebih relevan atau kurang kompetitif

Refreshing memungkinkan mendapatkan lebih banyak manfaat dari konten yang sudah dibuat dan bisa menghidupkan kembali performa konten di organic search.

Jika konten lama memiliki backlinks, refreshing memungkinkan kamu mempertahankan link power yang sudah didapatkan.

Consolidating

Consolidating content adalah penggunaan 301 redirects untuk menggabungkan konten serupa di website. Dengan begitu, pengguna (dan search engine bots) bisa diarahkan ke versi halaman dengan kualitas terbaik.

Misalnya, ada dua halaman yang mirip. Satu performanya bagus, yang lain tidak. Dua URL dengan konten serupa tapi backlink yang sangat berbeda ditandai sebagai 1 dan 2.

Untuk consolidate, tambahkan 301 redirect dari halaman kedua ke halaman pertama. Kemudian, refresh halaman pertama (jika diperlukan) untuk menyertakan informasi penting dari halaman kedua.

Halaman yang diberi label “Duplicate content” adalah kandidat terbaik untuk consolidation. Jadi, identifikasi versi terbaik dari halaman tersebut dan redirect versi halaman yang kualitasnya lebih rendah ke halaman tersebut.

Consolidating halaman sangat baik jika ingin menghapus konten tetapi tidak ingin kehilangan link power dari konten tersebut, karena 301 redirects umumnya mentransfer link equity ke halaman target.

Removing

Removing content adalah opsi terakhir dalam content pruning. Ini mencegah audiens melihat informasi yang outdated dan memberi ruang untuk halaman baru.

Halaman di spreadsheet yang diberi label “Outdated” bisa jadi kandidat bagus untuk dihapus jika tidak bisa di-refresh untuk akurasi atau tidak lagi relevan bagi audiens.

Namun, menghapus halaman juga bisa memiliki efek negatif. Jadi, perhatikan hal berikut sebelum melanjutkan:

  • Google menghapus halaman 404 dari indeksnya. Jika halaman tersebut mendapatkan organic traffic, kamu akan kehilangannya.
  • Halaman yang dihapus akan menghasilkan halaman error 404. Jika kamu memiliki resource lain yang terkait dengan halaman yang ingin dihapus, pertimbangkan untuk menggunakan 301 redirect daripada menghapus halaman.
  • Jika kamu memiliki internal links yang mengarah ke halaman yang dihapus, kamu akan memiliki broken links di website. Pastikan untuk memperbaikinya.

#5 Rilis Update Secara Bertahap

Content pruning sebaiknya dilakukan secara bertahap supaya tidak kewalahan dan bisa melacak progresnya seiring berjalannya waktu.

Kamu mungkin ingin memodifikasi beberapa halaman yang underperforming dulu, lalu ukur dampaknya dalam beberapa bulan.

Jika di performance metrics hasilnya positif, lanjutkan dengan halaman lainnya dan terapkan perbaikan serupa.

Tingkatkan Performa SEO dengan Content Pruning

Semakin banyak konten di website, semakin penting content pruning untuk menjaga kesehatannya.

Jika kamu memiliki tim marketing, developer, dan contentwriter yang melakukan perubahan pada konten website, menjalankan proses content pruning akan sepadan dengan usahanya.

Mulailah dengan Content Audit untuk menghasilkan daftar halaman dan memeriksa masalah teknis serta on-page SEO-nya.

Dengan menghapus konten yang tidak relevan atau berkinerja buruk, peringkat di mesin pencari akan meningkat, user experience akan lebih baik, dan akhirnya, traffic ke website akan meningkat.

Tulisan Terkait